Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan telah menerima pasien imunodefisiensi, antara lain:
“Sesuai anjuran World Health Organization (WHO), orang yang berisiko tinggi dan orang dengan imunodefisiensi diberikan vaksin booster,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa, dalam konferensi pers daring.
Menurut Sadikin, tenaga kesehatan dan lansia merupakan kelompok berisiko tinggi yang memulai penyegaran. Sementara itu, orang dengan HIV dan kanker termasuk dalam kategori orang dengan kekebalan yang terganggu.
Menkeu mencatat bahwa rencana untuk mendistribusikan vaksin booster ke masyarakat umum di tanah air diharapkan akan diluncurkan pada tahun 2022.
“Rencananya tahun depan ada booster (vaksin),” ujarnya.
Kementerian Kesehatan sedang mengkaji jenis vaksin booster yang ideal bekerja sama dengan anggota Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan beberapa universitas.
Sadikin mengatakan, penelitian tersebut juga bertujuan untuk menemukan kombinasi vaksin terbaik bagi warga.
Menkeu mengatakan penelitian tersebut masih berlangsung dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2021.
“Mudah-mudahan penelitian ini sudah selesai sehingga bisa kita gunakan untuk menjadi dasar bagi tindakan kita di masa depan,” tandasnya.
Sadikin menegaskan, pihaknya juga terus memantau perkembangan vaksin booster di tujuh negara.
“Tujuh negara juga menyuntikkan vaksin booster,” tambahnya.
Berita serupa: Vaksinasi COVID-19 ketiga hanya untuk 1,5 juta tenaga kesehatan Indonesia
Berita serupa: Tenaga Kesehatan Akan Dapatkan Booster Vaksin Moderna, Menkeu Menjamin