TEMPO.CO, jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bersiap menghadirkan destinasi wisata super prioritas di Indonesia di bawah satu otoritas manajemen.
Dia mengatakan gagasan itu muncul saat menggelar rapat kerja dengan Komisi X DPR.
“Saat ini sedang kami kerjakan RUU ini (RUU pariwisata) dan khusus untuk destinasi superprioritas agar tidak ada lagi koordinasi yang tidak efektif,” kata Uno dalam acara “The Weekly Brief with Sandi Uno” yang diikuti secara online dari Jakarta, Senin. .
Koordinasi yang tidak efektif pada akhirnya dapat menciptakan distorsi di masyarakat bahkan ketika Indonesia berjuang untuk meningkatkan sektor pariwisata, tambahnya.
Menurutnya, cagar budaya dan taman nasional harus dijaga dengan baik.
“Kami melihat harus ada satu otoritas pengelola yang bisa memberikan informasi lengkap dalam bentuk narasi. Narasi itu tentang apa yang dilakukan pemerintah dan bagaimana produk yang ditawarkan,” jelas Uno.
Sebuah otoritas manajemen tunggal diperlukan meskipun manajer akan menjadi bagian dari pemerintah.
“Semuanya harus dikelola dengan baik, sehingga narasi yang keluar ke publik menjadi narasi tunggal untuk kebangkitan kita,” kata Uno.
Hal ini akan memungkinkan Indonesia untuk mengurangi konflik dan menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dalam upaya menciptakan lapangan kerja serta manfaat bagi masyarakat.
“Belajar dari Labuan Bajo, masyarakat belum banyak memahami upaya konservasi kami. Kami berharap dengan adanya otoritas pengelola tunggal ini, upaya naratif terpadu kami dapat kami sampaikan kepada publik,” kata menteri.
Dia sebelumnya mengundang delegasi yang dipimpin oleh presiden dan CEO US-ASEAN Business Council (US-ABC) Ted Osius untuk membantu mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Salah satunya dengan penguatan kapasitas dan kapabilitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui digitalisasi,” kata Uno.
Tujuan digitalisasi dan pemberdayaan UMKM diarahkan untuk menciptakan 1,1 juta lapangan kerja baru pada 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja pada 2024, ujarnya.
Sementara itu, pertemuan dengan delegasi AS-ABC bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dunia usaha AS tentang kebijakan pemerintah Indonesia untuk lebih mengembangkan kerjasama ekonomi antara AS dan Indonesia, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menurut Uno, digitalisasi memiliki peran krusial dalam pergeseran paradigma besar menuju ekonomi berbasis digital yang berjalan pesat akibat pandemi COVID-19.
“Sentuhan digital pada dasarnya akan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya.
ANTARA
Klik disini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News