Ini memperkuat fondasi identitas nasional kita.
Jakarta (ANTARA) – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meraih penghargaan Achmad Bakrie Award (PAB) 2022 kategori sains di Jakarta, Minggu, atas penemuan lukisan figuratif tertua di dunia.
“Sampel lukisan itu dibawa ke laboratorium dan setelah dianalisis menggunakan metode deret uranium, ternyata (buatan) 45.500 tahun yang lalu,” kata salah satu peneliti, Adhi Agus Oktaviana, kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Tim peneliti terdiri dari Oktaviana dan Budianto Hakim yang merupakan peneliti Pusat Penelitian Arkeologi BRIN, serta Pindi Setiawan, Basran Burhan, dan Rustan LP Santari yang merupakan akademisi dan praktisi cagar budaya.
Oktaviana menginformasikan, penelitian tersebut merupakan kerjasama antara Puslitbang Purbakala dengan Balai Arkeologi Makassar yang kini berafiliasi dengan BRIN; Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan; serta dosen dan mahasiswa Universitas Hasanuddin dan Universitas Kendari Halu Oleo.
Tim menemukan lukisan figuratif berusia 45.500 tahun, bergambar babi hutan, di dinding Gua Leang Tedongnge, Kecamatan Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Desember 2017.
Tim juga menemukan lukisan figuratif lainnya di Gua Leang Bulu Sipong, Provinsi Sulawesi Selatan, yang diperkirakan berusia antara 35.100 tahun hingga 43.900 tahun.
Selain itu, kata Octaviana, ditemukan lukisan Therianthropy yang merupakan sosok setengah manusia dan setengah hewan. Lukisan itu menjadi bukti aktivitas berburu tertua di dunia.
Tim juga menemukan lukisan figuratif lainnya di gua-gua tua di provinsi Kalimantan Timur.
Lebih lanjut Santari mengatakan, diperkirakan orang zaman dahulu membuat lukisan menggunakan kuas sederhana, yang bisa saja dibuat dari modifikasi akar atau ranting.
Sementara itu, untuk membuat figur tangan, mereka mungkin memiliki menggambar tangan mereka di dinding gua dan mewarnainya, tambahnya.
Sementara itu, Hakim mengatakan penemuan lukisan figuratif kuno yang lebih tua dari lukisan kuno yang ditemukan di Eropa, menunjukkan bahwa nenek moyang orang Indonesia lebih menonjol daripada nenek moyang orang Eropa.
“Ini memperkuat fondasi identitas nasional kita,” tambahnya.
PAB 2022 diprakarsai oleh Yayasan Achmad Bakrie dari konglomerat Indonesia Grup Bakrie. Penghargaan tersebut tidak diberikan dalam dua tahun sebelumnya karena pandemi COVID-19.
Kategori lainnya pada PAB 2022 antara lain sastra, pemikiran sosial, kesehatan, dan kontribusi ilmuwan internasional untuk Indonesia.
Berita Terkait: Ubah krisis menjadi peluang melalui penelitian, inovasi: BRIN
Berita Terkait: BRIN meresmikan empat bidang iptek nasional