Jakarta (ANTARA) – Pembangunan ibu kota negara menjadi peluang besar bagi arsitek Indonesia, kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam keterangan tertulis, Sabtu.
“Pemindahan ibu kota merupakan lompatan besar menuju Indonesia baru, yang akan membawa peluang dan tantangan besar bagi arsitek, perencana kota, spesialis desain perkotaan, dan insinyur untuk berkontribusi dan berkolaborasi,” tambahnya.
“Kami sangat menyambut baik ide-ide dan kreativitas baru yang didasarkan pada perpaduan filosofi kota modern dan budaya lokal,” ujarnya.
Menteri meminta para arsitek menyalurkan ide dan kreativitasnya untuk mendukung pembangunan infrastruktur ibu kota negara, Nusantara, di Kalimantan Timur.
Kontribusi arsitek sangat diperlukan untuk pembangunan ibu kota negara yang menerapkan tiga pilar, katanya.
Pilar-pilar tersebut meliputi pencerminan jati diri bangsa, memastikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta mewujudkan kota yang cerdas, modern, dan berkelas dunia, tambahnya.
Berita Terkait: Pemerintah menawarkan pengembang peluang konstruksi di ibu kota baru
Menurut Hadimuljono, pembangunan ibu kota negara bukan hanya tentang perubahan kota dan pemindahan gedung-gedung pemerintahan pusat, tetapi juga perencanaan pusat kota modern untuk mewujudkan Kota Hutan Pintar Indonesia Masa Depan.
Kementerian telah merancang dokumen perencanaan untuk tahap makro dan meso, katanya.
Saatnya dokumen memasuki tahap micro design, termasuk detail engineering design, yang akan menjadi pedoman bagi pembangunan fisik Nusantara, tambahnya.
Menkeu berharap tiga pilar visi dan misi ibu kota negara yang baru menjadi cerminan kemajuan bangsa.
Dengan ini dapat menjadi contoh bagi perkembangan kota-kota lain di Indonesia, tambahnya.
Tata kota ibu kota harus mencerminkan identitas bangsa dan secara filosofis didasarkan pada pilar bangsa: ideologi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika (Bhinneka Tunggal Ika), dan UUD 1945, kata Hadimuljono.
Selanjutnya, ibu kota baru harus mengedepankan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan, tambahnya.
Untuk itu, konsep pembangunan ibu kota baru berupaya meminimalkan intervensi terhadap alam, mengintegrasikan ruang hijau dan biru, serta melestarikan hutan Kalimantan, katanya.
Ibukota baru harus menjadi kota yang kohesif dan mengutamakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), tambahnya.
Berita Terkait: Ibu kota baru harus selaras dengan konsep smart metropolis: Jokowi