KUALA PILAH, 2 Mei — Perayaan Idul Fitri tahun ini sangat berarti bagi para ‘perantau’ (yang bekerja jauh dari kampung halaman), yang selama dua tahun terakhir tidak bisa ‘balik kampung’ untuk merayakan Idul Fitri bersama orang-orang tersayang, karena pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini.
Bagi Nur Halida Abd Halim, 33, yang tinggal di Puchong, Selangor, perayaan tahun ini semeriah yang dia harapkan karena dia memiliki kesempatan untuk mengunjungi kerabatnya.
“Saya kembali ke kampung saya, Kampung Jumbang, di Seri Menanti, dua hari lalu, setelah tidak bisa merayakan Idul Fitri di sini karena larangan antarnegara yang diberlakukan di negara ini.
“Alhamdulillah akhirnya bisa berkumpul dengan keluarga, meski sempat dikejutkan dengan pengumuman Idul Fitri tadi malam, rendang dan lauk lainnya berhasil kami siapkan pada pukul 1 dini hari ini,” ujarnya saat ditemui Bernama di sini hari ini.
Hal senada diungkapkan oleh seorang pegawai swasta, Muhammad Amin Razak, 30 tahun, yang bekerja di Tanjung Malim, Perak. Ia baru tiba di Seri Menanti pada pukul 8.30 pagi tadi, untuk menunaikan shalat Idul Fitri di Masjid Raya Tuanku Munawir, Seri Menanti, di Kuala Pilah.
“Awalnya saya berencana untuk ‘balik kampung’ sore ini, tetapi ketika diumumkan tadi malam bahwa Aidilfitri akan dirayakan hari ini, saya bergerak untuk kembali ke sini pada awal jam 6 pagi ini, karena saya tidak sabar untuk bertemu dan mohon maaf kepada keluarga saya sehubungan dengan perayaan Idul Fitri,” katanya.
Sebuah cek oleh Bernama di pemakaman Muslim di Seri Menanti menemukan bahwa banyak yang mengambil kesempatan pada hari pertama Syawal untuk mengunjungi makam orang yang dicintai.
Noor Afandi Abdul Aziz, 26, mengaku bersyukur bisa berziarah ke makam neneknya saat perayaan Idul Fitri kali ini.
“Selain membaca surat Yasin dan doa, saya dan keluarga juga memanfaatkan kesempatan untuk membersihkan makam nenek saya. Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mengizinkan kunjungan ke makam dan perjalanan antarnegara untuk perayaan Idul Fitri tahun ini,” katanya.
Sementara itu, Ain Roslan, 32 tahun, asal Johor Bahru, diliputi haru karena bisa berziarah ke makam kakeknya, setelah dua tahun tidak bisa mengunjunginya akibat Perintah Pengendalian Gerakan (MCO) pascapandemi Covid-19. — Bernama