Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten yang menjalankan restoran cepat saji KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), telah menutup hingga 33 cabang perseroan akibat pandemi Covid-19. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2020, KFC membukukan kerugian Rp 298 miliar.
Manajemen FAST dalam pengumumannya di halaman keterbukaan informasi menyatakan ada beberapa pertimbangan terkait penutupan toko.
Pertama, karena gerai KFC terletak di titik transit seperti bandara atau stasiun kereta. Kedua, karena pemilik kawasan properti tempat gerai ritel KFC berada ditutup sementara.
“33 cabang KFC tidak berarti mereka tutup atau menghentikan operasi. Jika situasi kemudian membaik dan area properti telah dibuka kembali, kami berencana untuk mengoperasikan kembali 33 cabang,” katanya, Selasa. (15.12.2020) pengumuman dikutip.
Namun, FAST mengantisipasi dengan membaiknya ekonomi, penjualan KFC kemungkinan akan kembali naik tahun depan saat distribusi vaksin dimulai.
Pasalnya, pada tahun ini saja, perseroan memperkirakan penjualan perseroan akan turun 27% sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19.
Dalam dokumen yang diajukan manajemen FAST di Bursa Efek Indonesia, perseroan menargetkan penjualan sebesar Rs 5,03 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rs 6,7 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan sebelum Covid-19 berada di kisaran 12% hingga 13% tahun-ke-tahun. Setelah masuknya Covid, perusahaan akan melihat penurunan tahun-ke-tahun sekitar 27%,” kata materi paparan publik itu. mulai Jumat (12 April 2020). .
Wabah virus corona telah memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut tercermin dari pembukaan gerai baru yang hanya 10 unit dari rencana pra pandemi, dengan penambahan 20-25 gerai baru.
Sementara itu, perseroan berencana membuka 25 cabang baru pada tahun depan dengan mengalokasikan investasi Rp 300-350 miliar.
Penjualan diperkirakan tumbuh 38,9% atau mencapai Rp 7 triliun, sama dengan tahun 2019.
Sekadar informasi, perseroan mencatatkan rugi Rp 298 miliar dari awal tahun hingga September 2020 dibandingkan laba tahun sebelumnya Rp 175,70 miliar.
Pendapatan selama sembilan bulan turun 28,4 persen dari Rs 5,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rs 3,58 triliun. Sementara itu, beban pokok penjualan berhasil diturunkan dari 1,87 triliun rupee menjadi 1,45 triliun rupee.
(Hai hai)