Julia Suryakusuma (The Jakarta Post)
PREMIUM
Jakarta ●
Sen, 22 Agustus 2022
Pada tanggal 17 Agustus, seperti di banyak tempat di tanah air, kompleks perumahan saya menjadi hiruk-pikuk kegiatan dan perayaan untuk menyambut 77 Indonesia.th Hari Kemerdekaan, pada dan setelah hari itu. Selama dua tahun terakhir tidak ada perayaan karena pandemi COVID-19, jadi euforia itu bisa dimaklumi.
Karena ibu saya baru saja meninggal pada 9 Agustus, saya tidak sedang dalam suasana hati yang suka berteman atau merayakan dan tidak bergabung dengan perayaan itu. Saya lebih dalam suasana soliter, musim panas dan reflektif, yang merupakan cara yang baik untuk berada di hari jadi.
Saya teringat pidato Hari Kemerdekaan Sukarno pada 17 Agustus 1966, pidato terakhirnya sebagai presiden. Itu disebut “Jasmerah”, yang secara harfiah berarti “jaket merah”, tetapi sebenarnya merupakan akronim dari jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah, artinya, “jangan pernah tinggalkan sejarah”; dengan kata lain, jangan lupakan sejarah.
untuk Membaca Cerita Lengkap
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda