Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menyuarakan rencana tersebut Batasan Sosial Utama (PSBB) total DKI Jakarta. Airlangga menyebut kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah overdosis.
Airlangga menegaskan sejak awal status PSBB Jakarta tidak pernah dicabut. Meski begitu, ia menyayangkan komunikasi publik Anies yang sempat menimbulkan gejolak baik di masyarakat maupun dunia usaha.
“Perekonomian dunia sangat rentan terhadap sentimen negatif, hal tersebut dapat tercermin dengan kuat pada pergerakan pasar modal dan juga dapat meningkatkan likuiditas, dapat menimbulkan capital outflow dan dapat dikaitkan dengan stabilisasi nilai mata uang rupiah,” ujar pria yang juga turut andil. Ketua Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi adalah. Nasional (PC-PEN) dalam diskusi yang disiarkan pada Minggu (13 September 2020) di channel YouTube Medcom.id.
Ia menjelaskan, perekonomian sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor fundamental dan sentimen. Sentimen negatif bisa dipicu oleh ketidakpastian.
“Kami berharap, tentunya tidak ada yang mengagetkan dengan apa yang dilakukan hari ini,” kata Airlangga.
Ia pun mengomentari kebijakan Anies sebagai overdosis. Apakah kebijakan di DKI Jakarta berdampak pada perekonomian di daerah lain? Menurutnya, Jakarta bukan hanya provinsi tetapi juga mewakili 20% perekonomian negara dan pusat saraf ekonomi nasional.
“Kami melihat micromanagement itu penting, jadi kami tahu sumbernya kenapa, agar tidak mengambil langkah yang tidak salah tapi overdosis,” ujarnya.
Airlangga mencontohkan, pengumuman PSBB ini mendapat reaksi negatif dari pelaku pasar modal dan pasar uang. Untung saja pasar tenang pada hari Jumat sehingga IHSG berbalik positif. Sementara itu, indeks harga saham gabungan di negara-negara Asia lainnya turun karena menunggu kebijakan Fed diumumkan.
“Hanya Indonesia yang naik karena takaran (kebijakan) dihitung ulang dengan tanda petik,” tambah Airlangga.
(Kepala kepala)