Hitekno.com – Tidak lagi galaksi siapa yang terjebak lubang hitam ditemukan supermasif oleh para ahli astronomi.
Diyakini bahwa runtuhnya bintang-bintang pertama membentuk lubang hitam, yang terbentuk pada awal sejarah alam semesta.
Namun, para astronom bingung bagaimana ia bisa berubah menjadi raksasa.
Lubang hitam yang baru ditemukan ini memiliki berat 1 miliar kali massa Matahari dan ditemukan oleh Observatorium Selatan Eropa (ITU).
Para astronom mengatakan hasil tersebut memberikan penjelasan tentang bagaimana lubang hitam supermasif seperti yang ada di pusat galaksi Bima Sakti bisa berkembang.
Para ahli percaya bahwa filamen yang menjebak gugus galaksi mengandung cukup gas untuk “memberi makan” lubang hitam sehingga bisa tumbuh.
“Filamen dari jaring kosmik seperti benang jaring laba-laba. Galaksi berdiri dan tumbuh di mana filamen berpotongan dan aliran gas dapat mengalir di sepanjang filamen,” kata Marco Mignoli, astronom di National Institute for Astrophysics (INAF), di buku harian studi yang diterbitkan Astronomi & Astrofisika.
Mignoli menambahkan, hingga saat ini belum ada penjelasan yang baik tentang keberadaan lubang hitam purba tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa struktur jaringan mungkin telah dibentuk menggunakan materi gelap, yang diyakini menarik sejumlah besar gas di awal alam semesta. Menurut ESO, seluruh jaringan lebih dari 300 kali ukuran Bima Sakti.
Namun, dilaporkan bahwa galaksi tersebut termasuk di antara yang tergelap yang dapat dilihat teleskop saat ini, dan bahwa penemuan itu hanya mungkin dilakukan dengan teleskop optik terbesar yang tersedia, termasuk Teleskop Sangat Besar ESO di Chili.
“Kami percaya bahwa beberapa galaksi yang ditemukan sejauh ini di sekitar lubang hitam supermasif hanyalah yang paling terang,” kata Barbara Balmaverde, astronom di INAF di Italia. Peringatan sains, Sabtu (10 Maret 2020).
Penelitian terbaru ini mencoba untuk mencari tahu formasi misterius dari monster kosmik yang begitu padat sehingga cahaya pun tidak bisa lepas dari daya tariknya.
Menurut Astronomo, hasil tersebut menantang teori saat ini tentang pembentukan lubang hitam supermasif, yang menunjukkan bahwa hal ini dapat terjadi melalui fusi berulang dari objek berukuran sedang. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)