MOSKOW, KOMPAS.com – SEBUAH profesor cerita dari Rusia dipenjara setelah membunuh dan memutilasi murid-muridnya, lapor Pers terkait (AP), Jumat (25/12/2020).
Pengadilan di St. Petersburg, Rusia, pada hari Jumat menghukum seorang profesor yang membunuh dan memutilasi mahasiswanya.
Profesor Seorang pemimpin dalam sejarah, Oleg Sokolov (64) mengajar di Saint Petersburg State University. Dia dinyatakan bersalah menembak, membunuh, dan memutilasi korbannya, mahasiswa doktoral berusia 24 tahun, Anastasia Yeshchenko, di apartemen Sokolov pada November 2019.
Sokolov dijatuhi hukuman 12 setengah tahun penjara.
Baca juga: Mutilasi ibunya yang masih hidup, selebgram ini tertawa di pengadilan
Sokolov ditangkap setelah membuang sebagian tubuh korbannya ke Sungai Moika, di luar apartemennya di St. Petersburg.
Di tas punggungnya juga ditemukan dua buah tangan korban. Anggota badan lainnya ditemukan di sungai serta di apartemen Sokolov, yang terletak kurang dari 1,5 km dari Museum Hermitage.
Selama persidangan, Sokolov mengaku bahwa dia dan korbannya Yeshchenko memiliki hubungan romantis. Dia menembak siswa itu saat mereka berdebat.
Jaksa meminta hukuman lebih lama, 15 tahun.
Sokolov dikenal karena buku-bukunya tentang era Napoleon dan partisipasinya yang antusias dalam peragaan kembali pertempuran bersejarah, sehingga kasusnya menarik perhatian masyarakat umum di Rusia.
Ahli Tokoh terkemuka dalam sejarah itu juga dikenal fasih berbahasa Prancis. Ia juga menjadi anggota terkemuka gerakan pemeragaan militer sejak awal 1990-an.
Baca juga: Membunuh dan melukai 9 orang, pria berjuluk Twitter killer ini divonis hukuman mati
Dia mahir memodelkan Napoleon dalam berbagai penggambaran pertempuran bersejarah dan peristiwa lainnya.
Gaya Sokolov yang mencolok dan penampilan yang bersemangat membuatnya populer di kalangan siswa, dan dia pernah berbicara tentang hasratnya pada era Napoleon dalam sebuah wawancara TV.
Napoleon adalah idolanya dan penggemar sejarah lainnya memanggilnya “Sire”, gelar kekaisaran.
Baca juga: ISIS memberikan jaminan dan melukai 50 orang di lapangan sepak bola Mozambik