JAKARTA, KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) mengatakan sektor perbankan bereaksi rendah suku bunga Referensi BI 7 hari membalikkan repo rate dengan melakukan penyesuaian pada trunk bunga Basis kredit (SBDK).
Gubernur BI Perry Varyyo mengatakan bank sentral telah menghentikannya sejak merebaknya pandemi Covid-19 suku bunga Referensi 150 basis poin (bps) atau 1,5 persen ke level terendah sepanjang masa di 3,5 persen.
“Di sektor perbankan, bank kemudian menurunkan base rate sejalan dengan kebijakan transisi,” ujarnya dalam jumpa pers virtual, Selasa (20 April 2021).
Baca juga: Ini adalah daftar bank yang menawarkan suku bunga deposito tertinggi
Menurut Perry, penurunan suku bunga acuan terbesar terjadi pada bank pemerintah (BUMN) sebesar 266 basis poin atau turun 8,7 persen.
“Terima kasih, bank negara, karena telah menurunkan suku bunga dasar pinjaman secara signifikan,” katanya.
Sejumlah bank swasta juga disebut-sebut sudah mulai menyesuaikan suku bunga acuan. Perry juga mengajak bank swasta lain dan bank pembangunan daerah (BPD) untuk melakukan hal serupa.
Selain itu, suku bunga acuan kredit mikro turun cukup signifikan yakni sebesar 346 basis poin, namun masih di level 12,72 persen.
Kemudian pinjaman hipotek (KPR) turun 194 basis poin menjadi 8,19 persen, suku bunga utama untuk konsumsi non-hipotek sebesar 193 basis poin menjadi 9,255 persen dan suku bunga utama untuk perusahaan sebesar 139 basis poin. BPS turun 139 persen menjadi 8,26 persen dan suku bunga utama untuk pelanggan swasta sebesar 136 basis poin menjadi 8,84 persen.
“Alhamdulillah suku bunga dasar pinjaman sudah ditetapkan satu digitmeski kita masih berharap bisa turun lebih jauh, ”kata Perry.
Baca juga: BI mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen