KOMPAS.com- Studi baru menunjukkan bahwa orang bisa mengikuti Perubahan iklim tanpa harus vegan dan membatasi Makan daging.
Sekelompok peneliti dari AS dan Inggris menerbitkan studi tentang upaya umat manusia untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim, yang semakin mengancam semua makhluk hidup di planet ini.
Di majalah ilmu dipublikasikan pada Kamis (5/11/2020) dan para ilmuwan menunjukkan bahwa orang tidak harus mengikuti diet atau Diet vegan Selamatkan Bumi.
Dikutip dari Deutsche Welle (DW)Pada Minggu (11 Agustus 2020) para ilmuwan menemukan target penurunan emisi Gas-gas rumah kaca dapat dicapai tanpa mengorbankan protein hewani dalam konsumsi kita.
Baca juga: Tanpa makan daging, bagaimana vegan memenuhi kebutuhan proteinnya?
Ilmuwan percaya bahwa selama kita bisa mengubah model produksi, konsumsi dan pengurangan limbah makanan dan cara kita bertani, upaya untuk menyelamatkan bumi masih bisa dilakukan.
Dalam studi tersebut, para peneliti melihat 5 faktor kunci dalam sistem pangan dan mengukur jumlah emisi yang dapat dikurangi.
Berdasarkan temuan ini, perbaikan parsial pada salah satu faktor ini dapat membantu manusia mencapai tujuan pengurangan emisi mereka tanpa, tentu saja, memerlukan perubahan ekstrim pada sistem pangan.
Baca juga: Pengakuan Solusi Iklim Alami untuk Menahan Perubahan Iklim di Indonesia
Jika manufaktur, sistem pengolahan limbah konsumen dan makanan terus beroperasi seperti biasa, gas rumah kaca yang dihasilkan akan mencapai hampir 1,5 triliun ton selama 80 tahun ke depan.
Angka yang didapat berasal dari emisi ternak, degradasi tanah pada limbah makanan.
Jika manusia berhenti menggunakan bahan bakar fosil, jumlah emisi yang dihemat tidak akan membuat pemanasan global di bawah tingkat yang ditetapkan di UE Perjanjian Iklim Paris 2015.
“Dunia tidak harus mengorbankan daging untuk memenuhi tujuan iklim. Kita bisa makan makanan yang lebih baik dan lebih sehat dengan meningkatkan budidaya makanan dan mengurangi limbah makanan,” kata Jason Hill, profesor bioteknologi di Universitas Minnesota, AS. Rekan penulis penelitian.
Berikut 5 kesimpulan dari solusi parsial yang diajukan oleh para ilmuwan dalam penelitian untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
- Pola makan vegan menghemat 720 miliar ton emisi gas rumah kaca.
- Konsumsi kalori berdasarkan berat badan adalah sekitar 2.100 kalori per hari, dan emisi gas rumah kaca global berkurang 450 miliar ton.
- Makanan sisa lebih sedikit, emisi yang dihemat mencapai 400 miliar ton.
- Pertanian hemat emisi dapat mengurangi gas rumah kaca hingga 600 miliar ton dengan mengurangi penggunaan pestisida, pengelolaan tanah yang baik, dan rotasi tanaman.
- Tanaman yang dimodifikasi secara genetik dapat membantu mengurangi emisi dari sektor pertanian hingga 210 miliar ton.
Baca juga: Mana yang paling sehat: diet keto, Mediterania, atau vegan?
Jika manusia hanya memenuhi setengah dari setiap poin dari lima solusi tersebut, maka total produksi emisi gas rumah kaca bisa dikurangi hingga 940 miliar ton.
Menurut para ilmuwan, dengan mengurangi emisi bahan bakar fosil, manusia dapat mencegah kenaikan suhu tambahan 0,5 hingga 1,3 derajat Celcius, yang sesuai dengan tujuan Perjanjian Iklim Paris.
Kepala Panel PBB tentang Dampak Perubahan iklim Secara global, Hans-Otto Poertner mengatakan bahwa cara-cara untuk mengurangi emisi dapat lebih dipahami dari kesimpulan penelitian tersebut.
Baca juga: Studi baru menunjukkan sektor pangan meningkatkan ancaman dari perubahan iklim
“Banyak inovasi yang memungkinkan kita untuk menghentikan pemborosan pangan dan mencegah praktik pemborosan lainnya. Seperti mengembangkan hutan tropis untuk perkebunan kedelai yang kemudian diekspor sebagai pakan ternak,” ujarnya.
Poertner juga tidak menyangkal bahwa mengurangi konsumsi daging ke tingkat yang berkelanjutan juga sangat penting.
Prof Jason Hill menambahkan bahwa pola makan vegan yang mengurangi konsumsi daging atau lemak hewani dan mengurangi porsi makanan dapat menjadi salah satu cara untuk membuat bumi dan manusia lebih sehat.
“Studi ini menunjukkan bahwa berbagai solusi teknologi dan perubahan perilaku manusia dapat membuat perbedaan nyata,” ujarnya.