KOMPAS.com – Administrasi Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) mengatakan, asteroid Raksasa itu akan melintasi Bumi hari ini, Jumat (20/7/2020) setelah matahari terbenam.
NASA mengatakan, benda-benda angkasa diberi nama Asteroid 2020 ND memiliki panjang sekitar 160-200 meter dan diameter 120-160 meter.
Berdasarkan pengamatan, asteroid 2020 ND hari ini adalah 5.886.328 kilometer atau 15 kali jarak dari Bumi ke Bulan.
Dilansir The Indian Express, Jumat (24/7/2020), asteroid 2020 ND melaju dengan kecepatan tinggi, 48.000 kilometer per jam.
Baca juga: Asteroid Raksasa Melintasi Bumi Malam Ini, Diklasifikasikan sebagai Potensi Berbahaya
Berikut adalah 6 fakta tentang asteroid 2020 ND yang perlu Anda ketahui:
1. Diklasifikasikan berbahaya
NASA mengatakan asteroid 2020 ND diklasifikasikan sebagai berpotensi berbahaya asteroid berpotensi berbahaya (PHA).
Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) Rhorom Proyatikanto mengatakan asteroid dikatakan berpotensi berbahaya jika memiliki magnitudo absolut kurang dari 22 atau diameter yang diperkirakan lebih besar dari 140 meter.
Berdasarkan persyaratan ini dan perkiraan ukuran asteroid ND 2020 yang diperoleh para ilmuwan, benda langit dikategorikan sebagai PHA.
2. Termasuk asteroid Apollo
Berdasarkan karakteristiknya, asteroid ini dikategorikan sebagai asteroid Apollo.
“Asteroid Apollo memiliki periode orbit lebih dari satu tahun. Tetapi memiliki potensi untuk memotong orbit Bumi,” jelas Rhorom.
Meskipun asteroid 2020 ND adalah jenis apolo, para ahli belum tahu konten asteroid ini.
“Secara fisik, sepertinya tidak ada kategori spesifik. Apakah dia adalah asteroid karbon atau logam asteroid, kita tidak tahu pasti karena pengamatan masih terbatas,” jelas Rhorom.
3. Ukurannya 1,5 kali Monas
Berdasarkan tingkat informasi yang dimodelkan, para ilmuwan dapat memprediksi ukuran benda langit.
Untuk asteroid ND 2020, para peneliti memperkirakan panjang 160-200 meter dengan diameter 120-160 meter.
Ini berarti asteroid 1,5 kali lebih panjang dari Monumen Nasional (Monas). Karena tugu peringatan di Gambir, Jakarta Pusat tingginya 132 meter.
4. Ia pernah mendekati Bumi dan akan kembali lagi
Asteroid 2020 ND pertama kali diidentifikasi pada 19 Mei 2020.
“Jadi nama identitas (asteroid) 2020 ND,” kata Rhorom menghubungi Kompas.com melalui telepon, Jumat (24/7/2020).
Tetapi berdasarkan pengamatan pada orbitnya, para ahli menemukan bahwa asteroid ini telah mendekati Bumi pada tahun 2005.
Rhorom juga memperkirakan, asteroid ini akan kembali mendekati Bumi pada 2035.
5. Cara melihat asteroid ini dari Indonesia
Kepada Kompas.com, Rhorom mengatakan bahwa kita di Indonesia dapat melihat asteroid ini setelah matahari terbenam hingga sebelum matahari terbit besok.
Dilihat dari posisinya, asteroid 2020 ND memiliki deklinasi -40 derajat. Artinya, asteroid itu berada di atas 40 derajat lintang selatan.
“Posisinya agak selatan, dekat dengan rasi Sagitarius,” kata Rhorom.
Tetapi karena cahayanya sangat redup, kita tidak dapat melihatnya secara langsung.
“Untuk mengamatinya, kita harus menggunakan teleskop yang berukuran setidaknya 20 sentimeter. Karena asteroid memang redup,” tambahnya.
Rhorom juga menambahkan, fenomena ini tidak bisa dilihat dengan bantuan kamera DSLR.
“Kamera DSLR juga kurang (dapat menangkap asteroid) karena kebutuhan akan cermin atau lensa 20 sentimeter, sedangkan pada kamera DSLR ukuran normal, lensa kamera hanya sekitar 10 sentimeter atau di bawahnya,” jelasnya.
Sekarang, bagi Anda yang memiliki teleskop di rumah dan ingin melihatnya, Rhorom mengatakan bahwa asteroid yang terlihat seperti titik putih kecil sangat redup di antara bintang-bintang yang lebih terang.
“Namun, jika kita membandingkan potret malam ini dengan malam kemarin dan besok malam, kita akan tahu bahwa asteroid bergerak di antara bintang-bintang. Pergeserannya dapat dilihat,” katanya.
Baca juga: Raksasa Asteroid Semakin Dekat dengan Bumi, Apa Dampaknya?
6. Dampak terhadap Bumi
Meskipun jaraknya dekat, asteroid ini tidak akan mempengaruhi Bumi.
“Tidak ada efek pada Bumi, tetapi telah diberi tanda bahwa ini memiliki potensi bahaya (dan) kita harus memantau terus menerus,” kata Rhorom.
Tetapi jika asteroid sebesar ini menabrak Bumi, energi yang dilepaskan akan setara dengan letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menewaskan puluhan ribu orang.
Selain itu, tabrakan asteroid dengan daratan dapat membentuk kawah berdiameter sekitar 1 kilometer.