TEMPO.CO, Jakarta – – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah mengidentifikasi sejumlah fenomena antariksa yang akan terjadi pada September 2020. Dari Bulan purnama, puncak dan perigee bulan, bulan baru, oposisi Neptunus, dan akhirnya fenomena ekuinoks.
Kepala Pusat Sains Antartika DELAPAN Hal itu diumumkan secara virtual dari Jakarta oleh Clara Y. Yatini dalam jumpa pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin, 31 Agustus 2020.
Ia mengatakan bulan purnama akan terjadi sekitar pukul 12.23 WIB pada 2 September. Kemudian puncak bulan, atau fenomena titik bulan yang paling dekat dengan bumi, juga tercatat pada 6 September. Pada titik terjauh, juga dikenal sebagai bulan perigee, 18 September.
Kemudian Clara pun memperhatikan fenomena bulan baru yang akan terjadi pada 17 September mendatang. Yang menurutnya paling menarik adalah fenomena oposisi Neptunus pada 11 September. Pada titik ini, Neptunus berada pada posisi terdekatnya dengan Bumi dan permukaannya terpapar matahari sepenuhnya.
“Kalau dilihat dari teleskop, mungkin lebih jelas dengan teleskop besar,” ujarnya.
Terakhir, akan ada juga event equinox di bulan September yang berlangsung setiap tanggal 22 September. Acara berlangsung terus Matahari melintasi ekuator ke selatan. Clara menjelaskan, matahari seolah bergerak ke utara dan selatan karena jalurnya tidak sejajar dengan perputaran bumi.
Baca juga:
BMKG: Panas Jabodetabek masih bisa terjadi pada September
“Dan pada tanggal 2 September disebut titik balik musim gugur, di mana belahan bumi utara akan memasuki musim gugur. Selama ini, belahan bumi selatan akan mengalami musim semi. “