Ketua Umum Perhimpunan Komite Nasional Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof DR DR Hindra Irrawan Satari mengatakan, tidak semua penerima vaksin akan mengalami reaksi yang sama. Karena setiap keadaan tubuh berbeda.
Jika Anda melihat gejala dan reaksi yang tidak biasa setelah menerima vaksin, rasakan kejadian tersebut semaksimal mungkin untuk segera melaporkannya agar dapat segera ditindaklanjuti.
“Proses pemantauan dan penyidikan oleh Koperasi Pasca Imunisasi (KIPI) akan terus dilakukan oleh instansi terkait,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (21 November 2020).
DR Hindra menyatakan KIPI adalah kejadian medis pasca imunisasi yang diduga berkaitan dengan pemberian vaksin. Ini bisa berupa gejala atau tanda yang tidak nyaman atau tidak terduga, kelainan laboratorium, tanda, atau penyakit.
Masyarakat dapat dengan mudah melaporkan KIPI menggunakan formulir yang dapat diunduh dari tautan bit.ly/formkipi. Laporan yang diterima akan ditindaklanjuti dan dinilai apakah disebabkan oleh vaksin itu sendiri atau cara pemberiannya, meskipun hal ini bisa saja tidak disengaja atau tidak disengaja.
“Sudah ada KIPI Komna, yaitu Komite Independen yang akan melakukan kajian terhadap tanggapan atas laporan KIPI. Komite ini terdiri dari orang-orang yang berkompeten mulai dari dokter anak, dokter anak, ahli epidemiologi hingga ahli forensik,” ujarnya dalam dialog produktif dengan Subjek “Keamanan Vaksinasi”. dan menjawab KIPI beberapa waktu lalu.
Menurutnya, KIPI yang terjadi kemungkinan besar tidak akan parah. Karena dalam proses pengembangan vaksin, keamanan selalu menjadi hal utama yang dinilai dan dipantau, walaupun vaksin tersebut digunakan pada fase praklinis.
“Setiap fase dalam uji klinis harus melalui proses keamanan agar dapat melanjutkan ke fase berikutnya,” pungkasnya.
Menonton video “Uji coba vaksin Sinovac selesai, vaksin korona menunggu hasil kemanjuran“”
[Gambas:Video 20detik]
(atau atau)