Jakarta – –
Program Pengamatan Bumi Uni Eropa menyatakan: lubang ozon di atas Antartika telah berkembang menjadi ukuran terbesar dan tingkat terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Para ahli dari Copernicus Atmospheric Monitoring Service, pusaran kutub yang kuat, stabil, dan dingin, mendorong perluasan lubang ozon. Mereka juga menyerukan upaya internasional yang lebih besar untuk memastikan negara-negara mematuhi perjanjian internasional untuk menghentikan penggunaan bahan kimia untuk menguras lapisan ozon.
Vincent-Henri Peuch, kepala Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus, mengatakan ukuran tersebut lubang ozon Kali ini yang terbesar dalam 15 tahun terakhir. Pada tahun 2000 saja, lubang ozon di atas Antartika seluas 11,5 juta mil persegi, atau tiga kali ukuran Amerika Serikat. Jadi bisa dibayangkan besarnya lubang ozon, yang kali ini mencetak rekor. Penipisan ozon di benua Antartika pertama kali terjadi pada tahun 1985.
Sementara itu, juru bicara Clare Nullis dari Organisasi Meteorologi Dunia di Jenewa, seperti dikutip situs Wate, mengatakan bahwa lubang ozon mulai melebar di Antartika tepatnya pada musim semi setiap Agustus dan mencapai puncaknya sekitar Oktober.
“Udara sudah di bawah minus 78 derajat Celcius, dan ini adalah suhu yang dibutuhkan untuk membentuk awan stratosfer. Dan ini proses yang cukup rumit,” kata Nullis pada pertemuan dengan PBB.
“Es di awan tersebut memiliki reaksi yang dapat merusak zona ozon. Itu sebabnya kami melihat lubang ozon yang sangat besar tahun ini,” lanjutnya.
Copernicus Atmospheric Monitoring Service mengatakan bahwa energi dari matahari yang terbit di atas kutub melepaskan atom klorin dan bromin yang aktif secara kimiawi ke dalam pusaran kutub. Proses ini dengan cepat menghancurkan molekul ozon dan mengarah pada pembentukan lubang yang mudah.
Tapi kata Nullis lubang ozon Para ahli masih percaya bahwa lapisan ozon dapat pulih secara perlahan setelah negara-negara mengadopsi Protokol Montreal, sebuah perjanjian internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon dengan menghilangkan produksi sejumlah zat yang diyakini dapat menguras lapisan ozon.
Kontrak ini ditandatangani pada 16 September 1987 dan mulai berlaku pada 1 Januari 1989. Nullis mengutip proyeksi iklim yang mengindikasikan bahwa lapisan ozon akan kembali ke level 1980 pada tahun 2060.
Menonton video “Bagaimana ilmuwan luar angkasa Jepang menghitung 1 hari Bumi“”
[Gambas:Video 20detik]
(rns / rns)