Jakarta – –
Malapetaka Tsunami Raksasa itu berpotensi menghantam sebagian Alaska, AS. Hal ini karena longsor dapat terjadi di pegunungan berbatu yang semakin tidak stabil akibat mencairnya es di gletser.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pegunungan di sana secara bertahap runtuh saat lapisan es, lapisan tanah yang membeku dan menopangnya, mencair. Saat batuan gunung jatuh ke laut, tsunami skala besar dapat terjadi.
Analisis foto satelit menunjukkan bahwa ada daerah pegunungan yang tidak stabil di lepas pantai selatan Alaska di wilayah Barry Arm. Lereng tersebut sebagian ditopang oleh Gletser Barry, tetapi lapisan esnya mulai mencair begitu banyak sehingga menjadi tidak stabil.
Sedikit es di gletser dapat menciptakan kondisi yang tepat untuk lereng tiba-tiba runtuh dan memicu tsunami. Meskipun waktu pastinya telah diprediksi, tim yang terdiri dari 14 ilmuwan memperkirakan bahwa hal ini dapat terjadi hingga 20 tahun mendatang.
Sekelompok ilmuwan menyampaikan peringatan ini ke Departemen Sumber Daya Alam Alaska (ADNR). Dalam skenario ini, gelombang hingga ratusan meter dapat terjadi dan mengancam kapal hingga Kota Whittier dapat mengalaminya Tsunami hingga 10 meter.
Pencairan es di sana telah terjadi pada abad terakhir, tetapi semakin cepat selama dekade terakhir. Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim saat cuaca di bumi semakin hangat.
“Saat iklim berubah, lanskap ini membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Jika gletser mencair dengan sangat cepat, mereka bisa dihancurkan alih-alih perlahan beradaptasi, “kata ahli geologi Erin Bessette Kirton seperti dikutip detikINET dari penjaga.
Dia telah mempelajari foto satelit selama 30 tahun dan menemukan bahwa cepatnya mencairnya gletser dikaitkan dengan suhu yang lebih hangat. Antisipasi kemungkinannya TsunamiPara ilmuwan menyarankan untuk memasang sensor di area paling rentan untuk setidaknya memantau tingkat keparahannya.
Menonton video “Penduduk Alaska sedang mencari ketinggian, khawatir tentang tsunami “”
[Gambas:Video 20detik]
(fyk / rns)