Energy Efficiency Services Ltd. (EESL) Smart meter yang dibeli untuk negara bukan milik Indonesia, tapi milik China. Pengungkapan ini dilakukan Dewan Konsumen Listrik Negara. Ketua Dewan Awadhesh Vermane mengklaim bahwa perusahaan China Hexing Electric Company Ltd. Membuka perusahaan di Indonesia dengan nama PT Hexing. Atas nama Indonesia, perusahaan ini mengikuti proses tender dan mengikuti tender besar tersebut.
Menanggapi keluhan dari Dewan, Menteri Energi Shrikant Sharma telah menginstruksikan Kepala Sekretaris Energi untuk menyelidiki seluruh masalah ini dan mengambil tindakan yang diperlukan. Perusahaan Indonesia tempat EESL membeli meteran berasal dari China.
Dewan konsumen mengajukan proposal kepentingan publik kepada menteri energi
Avadhesh Verma mengungkapkan hal ini dengan bertemu Menteri Energi Shrikant Sharma pada hari Rabu. Memberikan beberapa makalah untuk membuktikan maksudnya. Dia mengatakan kepada menteri bahwa perusahaan China Hexing Electric Company Ltd. Dan PT Hexing Technology memiliki logo yang sama. Ini membuktikan bahwa PT Hexing pada dasarnya adalah perusahaan Cina. LESA sebelumnya memasang meteran Cina di Lucknow, yang harus dilepas.
Telah diminta agar delapan ribu meteran pintar PT Hexing Company yang datang ke Lucknow dikembalikan dan diteruskan ke EESL untuk membatalkan pesanan ini. Mereka juga meminta penyelidikan atas seluruh masalah tersebut. Awadhesh berkata bahwa Sekretaris Energi menanggapi masalah ini dengan serius. Sekretaris Jenderal Energi telah diinstruksikan untuk menyelidiki seluruh masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan terkait dengan laporan tersebut.